Social Icons

Pages

Sabtu, 02 April 2011

Lupa Daratan


Terkadang yang namanya kehormatan itu diatur dengan yang namanya harta dan kekayaan, sehingga hati nurani pun akan tertutupi dengan kesombongan dan gengsi. Tetapi harta kekayaan serta gengsi juga tidak bisa mengembalikan sebuah kenyataan dari satu penyesalan yang tidak akan terobati walau mempertaruhkan seluruh sisa hidup ini…
Mungkin kisah dari seorang pemuda dari anak seorang kaya raya yang baik hati ini akan membuka mata hati kita untuk mengambil sebuah keputusan yang belum tentu baik buat kita dan orang lain…
“ Seorang pemuda yang terbilang pintar dalam belajar sedang bersiap-siap untuk menamatkan kuliahnya disalah satu perguruan tinggi ternama yang berada di kotanya. Sebulan sebelum wisuda, pemuda itu melihat sebuah mobil sedan sport disalah satu showroom mobil dikotanya. Sang pemuda itu pun mengatakan keinginanya memilki mobil itu kepada ayahnya setelah wisuda nanti. Sang ayah dari pemuda ini memang tergolong orang terpandang yang kaya raya, akan tetapi baik dan tidak sombong sehingga orang yang mengenal sosok sang ayah dari pemuda itu begitu menghormatinya.
Singkat cerita hari yang dinanti pemuda itu pun tiba, dimana dia telah menyelesaikan pendidikannya dan di wisuda. Dan pada hari itu juga sang ayah dari pemuda tersebut memanggilnya masuk keruangan pribadi sang ayah. Ayahnya mengatakan kepadanya betapa bangganya ia untuk memiliki anak baik, dan mengatakan kepadanya betapa ia mencintainya. Sang ayah menyerahkan sebuah kotak kado yang indah kepada pemuda tersebut. Karena penasaran pemuda tersebut langsung membuka dan ingin mengetahui isi dari kotak kado yang sang ayah berikan kepadanya.
Dan sang pemuda tersebut membuka kado serta mendapati isinya hanya sebuah Kita suci terikat pita merah yang indah. Kecewa bercampur marah pemuda tersebut meletakan kembali kado tersebut diatas meja pribadi sang ayah sambil berkata “ Dengan semua uang ayah yang punya hanya memberikan saya sebuah kitab!!”
Pemuda tersebut bergegas keluar dari ruangan sang ayah dan pergi dari rumah serta tidak kembali lagi. Bertahun-tahun dengan modal pendidikan yang ia kenyam selama diperguran tinggi, dia pun tumbuh menjadi pemuda yang sangat sukses dalam berbisnis. Dia memiliki rumah yang indah dan apa yang diinginkan dari sang ayah tercinta yaitu sebuah sedan sport juga ia punya. Hingga satu hari pemuda tersebut teringat sang ayah yang ia cintai. Dan pemuda tersebut berkeinginan menemui sang ayah.
Sebelum keinginan itu terwujud, pemuda tersebut menerima sebuah telegram yang bertulis kabar bahwa sang ayah telah meninggal dunia. Dan ia pun bergegas pulang kerumah sang ayah. Setelah prosesi penguburan sang ayah selesai, seorang pengacara mengatakan ada sebuah surat wasiat yang diberikan oleh almarhum sang ayah kepadanya. Dan pengacara itu pun membacakan isi wasiat tersebut yang intinya semua harta yang dimiliki almarhum sang ayah itu menjadi milik pemuda tersebut. Tidak berselang lama pengacara itu juga memberikan kado pemberian almarhum sang ayah beberapa tahun yang lalu kepada pemuda tersebut.
Dan pemuda tersebut membuka kembali kado tersebut serta mengangkat isinya yaitu sebuah kitab suci yang indah. Dengan tetesan air mata kesedihan ia pun membuka kitab tersebut untuk membacanya, namun sebelum ia sempat membaca kitab suci tersebut, Jatuh sebuah kunci mobil dari amplop yang direkatkan dibelakang kitab suci itu. Dan ia pun membuka isi amplop tersebut yang berisi sebuah surat pembelian mobil sport yang ia inginkan dengan lunas atas namanya pada hari wisuda kelulusan pemuda tersebut. Betapa sedihnya pemuda tersebut, karena kemarahan sesaat pemuda tersebut kehilangan kehangatan kasih sayang dari sisa hidup sang ayah tercinta. Dan hanya penyesalan yang ia bisa rasakan seumur hidupnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar