Social Icons

Pages

Senin, 14 Maret 2011

Sehat Datang dari Darah

aSehat Datang dari Darah 

ebanyakan penderita kanker ber-pH darah amat rendah, 5,7 - 6,5, idealnya 7,3. Bukan hanya memicu kanker, darah asam juga mengundang beragam penyakit maut. Solusinya: perbanyak konsumsi makanan basa.

Dokter Oetjoeng Handajanto, ahli nutrisi di Bandung, Jawa Barat, mengatakan, ‘Bila pH darah turun terus, darah kehabisan oksigen dan berakibat kematian.’ Tingkat pH darah yang cenderung turun itu akibat konsumsi makanan bersifat asam berlebihan. ‘Untuk mengatasinya atur porsi makanan setiap hari menjadi 80% basa dan 20% asam,’ kata Oetjoeng.
Dengan mengatur kombinasi makanan asam basa kondisi pH darah dapat terkontrol. Pada kondisi normal pH darah berkisar 7,35 - 7,45. Makanan bersifat asam menyumbangkan mineral asam di dalam tubuh sehingga darah menjadi asam. Sedangkan makanan basa membentuk mineral basa (lihat tabel asam atau basa). Jadi, makanan asam bukan berarti rasanya masam dan makanan basa, bukan pula berarti pahit.
Satai-bawang
Selama ini jenis makanan yang kita konsumsi  cenderung bersifat asam seperti nasi, jagung, dan gandum. Padahal, bila asupan makanan bersifat asam berlebihan menimbulkan asidosis alias keasaman darah tinggi. Akibatnya, tubuh menjadi cepat lelah, mual, dan muntah. Dalam kondisi parah asidosis menyebabkan tekanan darah turun, koma, bahkan kematian. Pantas nenek moyang kita melengkapi bawang merah pada menu satai kambing yang berkadar asam tinggi. Faktanya  bawang merah memang berkadar basa tinggi.
Pangan modern seperti cokelat yang bersifat asam, selalu dikombinasikan dengan kacang almon yang basa. Menurut Dr Ben Kim, ahli kesehatan di Ontario, Kanada, tubuh sebetulnya memiliki mekanisme sendiri untuk menjaga keseimbangan asam basa darah.  Terdapat 3 mekanisme penyeimbang keasaman darah. Pertama, kelebihan asam dibuang oleh ginjal melalui urine. Kedua, pembuangan karbondioksida oleh paru-paru melalui pernapasan.
Dalam tubuh karbondioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat. Membuang karbondioksida berarti mencegah pembentukan asam. Cara terakhir, melalui penyangga pH. Tubuh mempunyai senyawa-senyawa kimia yang mampu menetralisir pH darah, seperti: ion bikarbonat dan fosfat. Doktor alumnus National University of Health Sciences, Illinois, Amerika Serikat, itu menyebutkan diet asam basa berguna untuk menjaga sistem penyangga pH tubuh supaya bekerja normal.
Bila menu sifat asam mendominasi makanan, maka sistem pertahanan pH tubuh akan bekerja keras untuk menetralisir. Dalam waktu lama, berdampak buruk terhadap kesehatan. Ion fosfat, misalnya, berfungsi menetralisir keasaman darah yang tinggi. Hampir 85% ion fosfat yang digunakan untuk menetralisir itu berasal dari garam kalsium fosfat yang merupakan komponen pembentuk tulang dan gigi. Jika pH darah sangat asam, maka ion fosfat yang diambil dari tulang dan gigi akan semakin banyak pula. Akibatnya, struktur tulang dan gigi pun jadi rapuh.
Seimbang
Menurut Dr Ir Ikeu Tanziha MS, ahli gizi di Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, selain sifat asam basa, kombinasi makanan juga bermanfaat untuk menormalkan efek suatu makanan terhadap tubuh. Misal, orang biasa mengkonsumsi nanas setelah menyantap daging. Sebab, kolesterol tinggi pada daging bisa dinetralisir oleh enzim bromelain pada nanas.
Selain itu, ‘Kombinasi makanan juga harus memperhatikan keseimbangan gizi dan kebutuhan pasokan kalori,’ kata Ikeu. Makanan yang disantap harus mengandung cukup zat gizi seperti: protein, lemak, karbohidrat, serat, mineral, dan vitamin. Begitu pula kebutuhan kalori, rata-rata orang Indonesia membutuhkan 2.000 kalori per hari. Jadi, pasokan makanan harus menyesuaikan dengan kebutuhan itu.
Ibarat mesin, bila bahan bakar dan pelumasnya cocok, performa mesin pun jadi tokcer. Tubuh juga begitu, bila kombinasi makanan tepat, metabolisme pun berjalan lancar sehingga badan jadi prima. (Ari Chaidir/Peliput: Destika Cahyana)
Sumber :Trubus Online

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar