Social Icons

Pages

Senin, 14 Maret 2011

Panen dari Pekarangan

Panen dari Pekarangan 

Harga cabai rawit yang meroket hingga di atas Rp100.000/kg pada Januari 2011 tidak membuat Suci Puji Suryani panik. Penggemar makanan pedas itu menanam 7 cabai rawit di pot plastik di halaman rumah sejak Oktober 2010. Begitu harga cabai melambung, ibu 3 putra itu rutin memetik 15 - 25 buah rawit setiap hari.
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Jawa Tengah, itu semula hanya iseng-iseng menanam anggota keluarga Solanaceae itu. ‘Daripada membeli, lebih baik menanam sendiri karena keperluan tidak banyak,’ kata karyawan swasta di Depok, Jawa Barat, itu. Paling tidak dalam sehari untuk sambal, Suci mengulek 10 - 15 cabai rawit.
Menurut Ir Sudadi Ahmad kenaikan harga cabai rawit yang dahsyat itu baru pertama kali terjadi. ‘Harga cabai memang fluktuatif, kadang rendah dan pada masa-masa tertentu tinggi. Pada kondisi normal, biasanya jika harga cabai rawit tinggi, maka cabai merah rendah. Begitu pula sebaliknya, jika harga cabai merah tinggi, rawit rendah,’ tambah ahli sayuran di Yogyakarta, itu. Oleh karena itu biasanya kedua cabai itu saling bersubstitusi.
Namun, harga cabai pada awal tahun ini di luar kebiasaan. ‘Harga cabai rawit dan merah sama-sama naik sehingga tak bisa sebagai substitusi,’ kata Sudadi. Hal itu terjadi karena cuaca yang tidak mendukung. Hujan terus-menerus yang terjadi sepanjang 2010 mengakibatkan cendawan dan bakteri berkembang pesat. Akibatnya, tanaman cabai baik rawit maupun merah banyak terserang penyakit sehingga produksi menurun. Kerusakan paling parah terjadi pada cabai rawit. ‘Maklum, selama ini bisa dikatakan petani cabai rawit sama sekali tidak melakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit,’ tambah Sudadi.
Untuk mengatasi hal itu ada baiknya menanam cabai sendiri seperti yang dilakukan Suci. ‘Bertanam cabai tak perlu lahan luas karena bisa dilakukan dalam pot,’ kata Ir AF Margianasari, kepala bagian kebun, produksi, dan penelitian di Taman Wisata Mekarsari (TWM).
Pilih benih
Sejatinya semua jenis cabai bisa ditanam di pot. Menurut Dr M Sukur SE Msi jenis cabai yang paling baik untuk ditanam dalam pot adalah jenis hibrida. ‘Cabai rawit juga bisa ditanam dalam pot. Varietasnya rawit hijau,’ kata dosen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor itu. Untuk benih, Sukur menyarankan membeli di toko pertanian karena sudah terjamin.
‘Sebenarnya cabai yang dibeli di pasar dengan kondisi kering bisa dipakai sebagai sumber benih,’ kata Riris, sapaan AF Margianasari. Caranya, ambil biji cabai, cuci bersih, kemudian dijemur. Setelah kering biji disemai dalam media cocopeat, pasir, atau kapas. Selang 2 minggu bibit cabai sudah tumbuh dan bisa dipindah ke pot tunggal dengan media campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam matang dengan perbandingan 1:2:3.
Kelemahannya, ‘Bila menggunakan biji cabai yang dibeli di pasar, sulit untuk dikembangkan bahkan bisa tidak menghasilkan buah sama sekali,’ ujar Benny Sanusi, pemilik kebun organik di Ciputat, Tangerang. Selain itu, jika benih cabai asal pasar itu digunakan terus menerus kualitasnya pasti menurun. Contohnya tanaman tumbuh keriting, produksi rendah, dan mudah terserang hama dan penyakit.
Media
Selain untuk konsumsi sendiri, cabai dalam pot juga bisa berperan sebagai hiasan di pekarangan rumah. Untuk itu cabai yang buahnya menghadap ke atas bisa menjadi pilihan seperti cabai hias. ‘Selain sosoknya cantik dan buahnya berwarna-warni, rasanya juga pedas, misal rawit,’ ujar Riris. Setelah benih diperoleh, tahap selanjutnya adalah menanamnya dalam pot. Menurut Sudadi idealnya gunakan wadah berdiameter 30 cm agar cabai yang dihasilkan baik.
Untuk media tak ada aturan baku yang digunakan. Media tanam bisa berupa campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam mentah dengan perbandingan 2:1:1. ‘Yang penting media gembur dan kaya nutrisi,’ kata Riris. Media bisa dipakai maksimal 3 kali penanaman. ‘Sebelum digunakan kembali sebaiknya media dijemur 1 - 2 hari hingga kering untuk mencegah cendawan datang,’ tambah Riris.
Rawat
Menurut Sukur merawat cabai rawit atau cabai merah keriting dalam pot sangat mudah. ‘Penyiraman dilakukan setiap hari jika tanaman cabai mendekati masa panen atau berumur 3 bulan setelah pindah tanam,’ tambahnya. Musababnya pada umur 3 bulan akar cabai akan cepat kering. Pemupukan dengan NPK seimbang dilakukan 1 minggu sekali dengan cara dikocorkan di media.
Menurut Sudadi pemupukan juga bisa dilakukan dengan cara diteteskan seperti hidroponik. Caranya larutkan 1 sendok teh peres pupuk daun dalam 1,5 l air, lalu masukkan ke dalam botol bekas air mineral bervolume 1,5 l. Letakkan botol yang tutupnya telah dilubangi dengan peniti itu di pot berisi tanaman cabai. ‘Dengan begitu pupuk akan menetes sedikit demi sedikit ke media,’ kata Sudadi. Satu botol cukup untuk pemupukan selama 4 - 5 hari. ‘Pupuk daun dipilih lantaran mengandung unsur mikro yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman,’ tambah Sudadi.
Agar tumbuh optimal, cabai dalam pot sebaiknya mendapat cukup sinar matahari. ‘Cabai dalam pot bisa diletakkan di halaman yang terkena sinar matahari langsung atau di teras rumah,’ kata Riris. Tanaman cabai rawit dan cabai merah keriting umumnya berbuah 3 bulan setelah pindah tanam, sementara cabai merah besar, 75 hari setelah pindah tanam. Jumlahnya tergantung jenis yang ditanam. ‘Untuk cabai merah besar, biasanya bisa dipanen 5 - 6 buah per minggu,’ ujar Benny. Setelah 6 bulan umumnya tanaman sudah tidak produktif dan harus diganti tanaman baru.
Untuk satu pot cabai rawit dapat menghasilkan 20 buah per minggu. ‘Panen mencapai puncak pada minggu ke-4 hingga ke-6 dengan hasil 1,5 ons atau 40 buah per tanaman,’ kata Sukur. Masa produksi cabai rawit juga lebih lama ketimbang cabai merah besar, hingga 3 tahun. Dengan menanam cabai di pot, kenaikan harga tidak masalah seperti yang dialami Suci. (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Herdita Ardiana)
Berbuah di Pot
Beginilah cara tanam cabai di pot:
1. Semai benih cabai dalam wadah bermedia cocopeat.
2. Selang satu bulan atau setelah bibit memiliki 3 - 4 daun sejati, bibit bisa dipindah ke pot tunggal berdiameter 30 cm. Media bisa menggunakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam mentah dengan perbandingan 2:2:2.
3. Pemupukan dilakukan setiap minggu menggunakan larutan NPK dengan komposisi seimbang 16:16:16 atau 15:15:15. Dosisnya 3 - 5 g/l air. Kocorkan 1/4 l larutan NPK per tanaman.
4. Bentuk tajuk dengan cara memotes cabang bibit 1,5 bulan setelah pindah tanam. Ulangi pemotesan ujung cabang 2 - 4 minggu kemudian. Semakin sering dipotes tajuk semakin rimbun.
5. Tanaman cabai berbuah 4 bulan setelah semai. (Rosy Nur Apriyanti)
Benih cabai hibrida lebih tahan hama dan penyakit
Cabai rawit berbuah 3 bulan setelah tanam
Cabai hias bisa menjadi alternatif pilihan. Selain indah, buahnya juga pedas seperti rawit

Sumber : Trubus

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar