Social Icons

Pages

Senin, 14 Maret 2011

Si Pahit Pembendung Darah



Darah segar kerap mengucur deras dari kemaluan Nurlia Harije justru ketika tak haid, ternyata isyarat tumor rahim.
Nurlia Harije hafal betul, kebiasaan haidnya, sekitar 7 hari. Siklus datang bulan juga teratur, yakni setiap 28 hari. Namun, memasuki usia 35 tahun pada 2001, keteraturan itu berubah. Di luar datang bulan, tiba-tiba saja darah segar mengalir. Semula ia mengira sedang haid. Bedanya darah keluar hanya 2 - 3 hari. Beberapa hari berikutnya barulah ia haid yang sesungguhnya. Ketika pendarahan terjadi, ia merasa lemas. Celakanya, gangguan itu bukan sekali dua kali, tetapi terus berulang.
Kondisi itu mendorong Harije memeriksakan diri ke dokter. Hasil ultrasonografi menunjukkan adanya benjolan sebesar kelereng di rahim ibu 2 anak itu. Berdasarkan analisis dokter, tumor itu memang tidak ganas. Itulah sebabnya dokter pun tak menyarankan operasi, hanya meresepkan obat untuk mengendalikan hormon. Harije disiplin mengonsumsi obat itu sekali sehari. Sayangnya, pendarahan itu tak kunjung berhenti.
Oleh karena itu Harije selalu memakai kain sarung saat di rumah. ‘Takut darah tiba-tiba keluar. Dengan sarung lebih mudah mendeteksi keluarnya darah,’ kata perempuan 45 tahun itu. Setiap bepergian dengan keluarga, ia memakai pembalut. Menurut Harije gejala tumor rahim sebetulnya sudah muncul sejak gadis. Ketika itu setiap haid, ia merasa sakit hebat di perut sehingga tergeletak di tempat tidur selama 2 hari. Perut terasa tegang dan mual.
Kulit gaharu
Menurut dokter sekaligus herbalis di Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Paulus Wahjudi Halim, penyebab tumor kandungan antara lain gangguan hormonal, virus HPV (human papilovirus), dan iritasi akibat seks bebas. ‘Tumor kandungan biasanya menyerang perempuan berusia di atas 35 tahun atau remaja usia 16 tahun yang telah melakukan hubungan seksual,’ kata Paulus.
Pada usia 35 tahun, jumlah reseptor estrogen di jaringan mioma lebih tinggi daripada jaringan miometrium atau otot kandungan di sekitarnya. Akibatnya mioma uteri tumbuh lebih cepat saat terjadi kehamilan. ‘Biasanya mioma membesar pada usia reproduksi dan akan berkurang setelah menopause,’ kata dokter alumnus Degli Studi Padova University, Italia. Posisi mioma uteri terbagi dalam 3 lokasi: pertumbuhan di dinding rahim, ke dalam uterus (organ rahim), dan ke permukaan dinding uterus.
Posisi tumor Harije termasuk yang tumbuh di dinding rahim. Pendarahan di luar waktu haid, salah satu indikasi tumor memasuki stadium lanjut alias stadium 3 ke atas. ‘Bila itu tumor jinak, pendarahan terjadi karena gangguan hormonal. Pada tumor ganas atau kanker, pendarahan karena degenerasi jaringan sehingga sel lama mati, busuk, lalu membuat pembuluh darah pecah,’ kata Paulus. Setelah sebulan rutin mengonsumsi obat, kondisi Harije tak kunjung membaik.
Warga Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, itu menceritakan gangguan kesehatannya kepada Gunawan, kerabatnya. Saat itulah Gunawan Kastorejo menyarankan agar Harije mengonsumsi seduhan kulit buah gaharu. ‘Sudah ada tetangga (penderita kanker) yang membaik setelah mengonsumsi kulit buah gaharu,’ kata pria yang tinggal di Desa Purworejo, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, itu. Pria 49 tahun itu juga rutin minum seduhan kulit buah gaharu untuk menjaga stamina.
Antiproliferasi
Pada pengujung 2005, mulailah Harije menyeduh kulit buah gaharu Aqualaria sinensis kering dengan segelas air mendidih. Ia mendiamkan seduhan itu selama 15 - 30 menit sehingga air berubah kecokelatan, dingin, dan siap minum. Sekali seduh, hanya seluruh kulit 1 buah gaharu. Frekuensi konsumsi 2 kali sehari, pada pagi dan sore. Pada mulanya, Harije hampir menyerah karena, ‘Rasanya pahit.’
Namun, setelah mengetahui haid lancar dan pendarahan berhenti, ia terus melanjutkan konsumsi buah kayu penghasil gubal nan harum itu. Ia menjadi rajin mengeringkan kulit buah selama sepekan. Ketika kulit benar-benar kering, kadar air 14 - 15%, barulah ia menyeduhnya. Ia mendapatkan pasokan buah gaharu dari Gunawan Kastorejo yang menanam gaharu di Manado, Bogor, Kendari, Makassar, dan Palopo. Gaharu mulai berbuah pada umur 5 tahun. Selama ini konsumen membeli buah gaharu untuk pembibitan. Gunawan menjual buah berbiji majemuk itu Rp15.000 - Rp25.000 per kg.
Setelah rutin minum seduhan kulit buah gaharu, kondisi Harije kian membaik. Haid kembali teratur, durasi 7 hari dengan siklus 28 hari, serta pendarahan berhenti sama sekali. Sayangnya, ia belum memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan keberadaan tumor kandungan. Ia merasa cukup nyaman ketika gangguan kesehatan itu hilang. Meski demikian, Harije tetap melanjutkan konsumsi seduhan kulit buah anggota famili Thymelaeaceae itu.
Belum ada riset sahih yang mampu menjelaskan duduk perkara kulit buah gaharu menghentikan pendarahan. Bagian tanaman lain, yakni kulit batang, memang berpotensi menghambat kanker. Periset di Guangdong Pharmaccatical University, Guangzhou, Tiongkok, Xu Wei, pada 2010 membuktikan kulit gaharu mencegah perkembangan sel kanker payudara. Ia menemukan 7,79% komponen benzena dari komponen asiri, 5,44% esquiterpenes, dan 3,08% asam lemak dalam ekstraksi kulit batang.
Senyawa aktif lain adalah 2-(2-phenylethyl)-color ketones dan 12,3% komponen chromone. Daya hambat kulit batang berkonsentrasi 500 μg/ml mencapai 99,6%. Wei menduga 2-(2-phenylethyl)-color ketones dan chromone sebagai senyawa yang berperan dalam menghambat sel kanker.
Kulit buah gaharu yang selama ini praktis belum termanfaatkan, ternyata berkhasiat besar. Bagi Harije, kulit buah itu membendung pendarahan dan mengusir nyeri perut saat haid. Kini ia menanggalkan sarung jika di rumah. Bila bepergian, pun lebih nyaman. (Lastioro Anmi Tambunan)
Xu Wei, periset di Tiongkok, menduga senyawa ketones dan chromone pada gaharu berperan menghambat sel kanker
Kulit buah gaharu dikeringkan sampai kadar iair tinggal 14 - 15%
Tumor kandungan. Kerap ditandai dengan keluarnya darah segar di luar masa haid sebagai indikator memasuki stadium lanjut
Rebusan kulit buah gaharu diminum setiap 2 kali sehari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar