Itu pun sudah ia gunakan untuk menyantap mi instan dan 3 potong tempe goreng. Harap mafhum, cabai yang ia santap adalah habanero - salah satu jenis cabai terpedas. Habanero diminati karena bersosok menarik dan dijual dalam wadah pot bunga sehingga bisa ditempatkan di teras rumah sebagai hiasan.
Habanero memiliki tingkat kepedasan 100.000 - 350.000 dalam skala Scoville. Batas bawah kepedasan habanero itu setara batas terpedas cabai rawit merah yang tingkat kepedasannya “hanya” 50.000 - 100.000 Scoville. “Pantas rasa pedasnya menyengat sekali di lidah,” ujar Diyas. Scoville adalah ukuran standar untuk menentukan tingkat kepedasan cabai berdasar kandungan capsaicin - senyawa yang menimbulkan sensasi pedas - di dalamnya.
Habanero saat ini menyandang predikat terpedas ketiga di dunia setelah bhut jolokia asal India dan naga viper, hasil silangan Gerald Fowler, pekebun cabai di Inggris. Tingkat kepedasan bhut jolokia sekitar 1-juta Scoville, naga viper mencapai 1.382.000 Scoville sehingga menyandang predikat terpedas di dunia.
Beragam warna
Di daerah tropis habanero dapat berbuah sepanjang tahun, sementara di daerah beriklim dingin habanero berbuah sekali setahun. Setelah itu, tanaman diganti dengan yang baru. Biasanya habanero sudah dapat berbuah pada umur 0,5 tahun. “Satu tanaman yang memiliki 5 cabang bisa menghasilkan sekitar 30 buah,” ujar Andreas Agung Nugroho SP, staf Mandiri Jaya Flora di Bogor, Jawa Barat, yang memperbanyak bibit habanero. Namun, buah itu muncul bergantian.
Anggota famili Solanaceae itu butuh sinar matahari pagi cukup dan keasaman tanah atau pH sekitar 5 - 6. Penyiraman hanya diperlukan saat media kering. Media yang terlalu lembap menyebabkan ada citarasa pahit pada buah. ”Proses menyiram yang baik, air harus keluar dari bawah pot sehingga media jenuh air,” ujar Andreas yang menggunakan media tanam campuran sekam 5% dan cocopeat. Dengan cara itu kandungan pupuk berlebih ikut larut dan terbuang, sehingga hara di pot tetap stabil. Sebab, media yang terlalu jenuh pupuk justru bisa jadi racun bagi tanaman.
Sosok buah habanero khas: meng-gembung tak beraturan dengan ujung lancip. Daging buah agak tebal dan berkulit mengilap layaknya paprika mini. Capsicum chinense itu lazimnya berwarna merah atau jingga saat masak. Namun, ada juga habanero bercorak kuning, merah jambu, cokelat, serta putih.
Warna-warni buah itulah yang menarik minat hobiis untuk menanam cabai asal Havana, Kuba itu sebagai tanaman hias. Buah menyembul di atas tajuk daun atau menggantung ke bawah. Namun, ada habanero varian jingga kekuningan yang seluruh buahnya menggantung sehingga hanya terlihat dari bawah tajuk. Rasanya pun pedas meski tak sepedas varian merah.
Jika di tanahair si pedas baru sebatas tanaman hias, tidak demikian di mancanegara. Sekadar contoh habanero menjadi campuran dalam saus Tabasco - saus cabai terkenal asal Amerika yang berbahan baku cabai C. frutescens varietas tabasco. Saus tabasco dengan campuran habanero mencapai tingkat kepedasan 7.000 - 8.000 Scoville. Saus tabasco saja 2.500 - 5.000 Scoville.
Tumpuk
Selain itu ada juga C. annuum bulat seukuran kersen Muntingia calabura berwarna kuning. Pada ujung buah muda terdapat sisa kelopak bunga seperti yang terdapat pada buah delima. Sayang rasanya tidak pedas, mirip paprika.
Jenis cabai lain yang dikembangkan Mandiri Jaya Flora (MJF) dalam pot lantaran penampilannya unik yaitu cabai tumpuk. Sosoknya mirip cabai rawit besar, tapi buah menggerombol seperti kipas. Dalam satu dompol cabai rata-rata terdapat 3 - 5 buah. Saat muda, buah berwarna kuning pucat dan makin matang makin merah. Namun, rasanya juga tidak pedas.
Penelusuran Trubus di situs Cross Country Nurseries (CCN), salah satu penjual benih cabai terbesar di Amerika Serikat menunjukkan ada 20-an jenis cabai tumpuk dengan beragam bentuk dan warna. Di antara 20 jenis itu ada satu varian yang menyerupai cabai tumpuk di MJF yaitu C. annuum varian fiesta yang diperuntukkan sebagai tanaman hias. (Tri Susanti)
Sumber : Majalah Online Trubus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar