Social Icons

Pages

Rabu, 04 Mei 2011

Bebas Narkoba Berkat Herbal

Ia sakaw berat akibat kecanduan narkotika. Perut mual, sekujur tubuh sakit dan pegal-pegal, serta diare.
Itulah kondisi Axel-nama samaran-ketika mendatangi Dr Fardinand Rabain yang membuka praktek di Cempakaputih, Jakarta Pusat, pada 2005. Axel mengalami sakaw atau masa putus zat bukan yang pertama kalinya.  Ia sudah berkenalan dengan ganja saat masih duduk di bangku kelas 1 sekolah menengah atas. Semula anak ke-4 dari 5 bersaudara itu hanya coba-coba lantaran temannya menawari.
Lambat-laun, Axel makin sering mengkonsumsi narkoba dari daun tumbuhan Cannabis sativa itu hingga kecanduan. Ia kerap kali mengkonsumsinya setelah  menenggak minuman keras.    Tiga tahun berselang, Axel malah mencoba narkoba lain yaitu putaw. Tubuhnya semakin lemah dan sekolahnya pun berantakan.
Herbal
Orangtuanya mendorong agar Axel masuk ke panti rehabilitasi. Namun, ia bergeming. Axel mulai tersadar ketika sang ayah meninggal dunia pada Oktober 2003. ‘Saya merasa jadi anak durhaka karena tidak bisa memenuhi keinginan ayah untuk menjauh dari narkoba,’  ujarnya.
Setelah mencari berbagai cara, Axel tertarik dengan metode detoksifikasi Fardinand. Berbeda dengan detoksifikasi di rumahsakit yang lazimnya menggunakan obat-obatan, doktor alumnus Western Michigan University itu memberikan ramuan berbagai herbal untuk detoksifikasi pasien pecandu narkoba. Ramuan itu berupa air rebusan 15 g daun sambiloto, 30 g daun sidaguri, 1,5 g kulit batang kayumanis, 15 g daun pegagan, dan 30 g rimpang temulawak.
Fardinand merebus semua bahan itu dalam 5 gelas air hingga mendidih dan tersisa 3 gelas. Kemudian Fardinand menyaring hasil rebusan dan memberikan ramuan itu kepada para pasien, termasuk Axel. Untuk menambah citarasa, Fardinand menambahkan 1 sendok makan madu. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari. ‘Bagi pasien dengan keluhan mual, diare, badan terasa sakit, pegal-pegal terutama di tubuh bagian belakang dan persendian,  ramuan itu sangat cocok,’ kata Fardinand.
Pemberian herbal itu untuk membantu penderita melewati masa putus zat dengan mengurangi rasa sakit. Karena rasa sakit berkurang, dorongan untuk mengkonsumsi narkoba lagi juga berkurang. Sambiloto berfungsi sebagai detoksifikan (pembuang racun), analgesik atau mengurangi rasa nyeri, dan antidiare. ‘Selain itu, sambiloto juga diketahui berkhasiat antihipertensi dan hepatoprotektor,’ ujar Prof Dr Suwijiyo Pramono, dosen di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada yang juga meneliti herbal untuk pecandu narkoba.
Pegagan antara lain bersifat sebagai penenang dan anticemas. Kayumanis bersifat analgesik, sementara temulawak berkhasiat sebagai hepatoprotektor, membersihkan darah, dan menghilangkan nyeri sendi.
Terjangkau
Di pusat rehabilitasi narkotika sejatinya ada beberapa pilihan cara untuk membantu pecandu melewati masa putus zat itu. Salah satunya dengan pemberian obat derivat opioida. ‘Cara itu hanya bersifat menggantikan obat yang dikonsumsi pecandu untuk mengurangi efek bahaya,’ ujar dr Rachmatsyah dari RS Marzuki Mahdi, Bogor, Jawa Barat.
Cara yang cepat dan efektif yaitu ultrarapid detoxification alias detoksifikasi supercepat. Sayang, cara itu relatif mahal. Tak semua pasien yang ingin sembuh mampu untuk membayar biaya perawatan di pusat rehabilitasi. Padahal menurut Drs Ali Djuhardy SH dari Badan Narkotika Nasional, 3,6-juta penduduk Indonesia menjadi pecandu narkoba. Dari jumlah itu rata-rata 35 orang per hari meninggal karena kelebihan dosis.
‘Dengan herbal, biaya perawatan jauh lebih murah,’ ujar Fardinand. Dari pengalaman Ferdinand dan hasil penelitian beberapa institusi di tanahair, setidaknya ada 21 jenis herbal berkhasiat mengatasi kecanduan narkoba melalui masa putus zat. Masyarakat mudah memperoleh herbal itu di sekitar rumah atau di pasar tradisional dengan harga terjangkau.
Menurut penelitian Suwijiyo, biji pala, akar valerian, dan kava-kava atau wati juga berkhasiat hipnotik-sedatif dan bisa membantu penderita menghentikan konsumsi narkoba. ‘Namun, cara mengolah dan dosis konsumsi herbal tidak boleh sembarangan agar berkhasiat,’ ujar Suwijiyo. (Tri Susanti).


Banyak Bahan Karena Banyak Rusak
Sekali mengkonsumsi narkotika, banyak organ tubuh mengalami kerusakan. Susunan saraf pusat, hati, ginjal, kelemahan daya pikir, hanya beberapa efek buruk konsumsi narkotika. Untuk memulihkan pecandu narkotika, beberapa herbal seperti berikut dapat digunakan.
Sambiloto
Khasiat: analgesik, antipiretik, antibiotik, antiinflamasi, antidiare, hepatoprotektif, hipotensi, diuretik, antifungi, meningkatkan kekebalan tubuh, detoksifikasi (penawar racun).
Temulawak
Khasiat: kurkumin yang terdapat pada rimpangnya bermanfaat antiinflamasi, hepatoprotektor, laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), membersihkan darah, dan menghilangkan nyeri sendi.
Pegagan
Khasiat: antiinfeksi,  antidot, antipiretik, diuretikum, revitalisasi sel kulit, penenang, anticemas dan antidepresi.
Kayumanis
Khasiat: analgesik, stomakik, dan aromatik.
Meniran
Khasiat: mengandung flavonoid, lignan, isolignan dan alkaloida, serta biasa digunakan untuk mengobati penyakit kuning, gonorrhea, infeksi saluran kemih, sakit perut, antipiretik, dan hepatoprotektor.
Seledri
Khasiat: mengandung magnesium yang  berfungsi menghilangkan stres.
Daun alpukat
Khasiat: antihipertensi
Brotowali
Khasiat: analgetik, antipiretik, antineoplastik, melancarkan meridian/aliran chi.
Kunyit
Khasiat: kurkuminoid pada kunyit berkhasiat sebagai antihepatotoksik, enthelmintik, antiedemik, analgesik, antiinflamasi, dan antioksidan.
Gandarusa
Khasiat: analgesik
Daun dewa
Khasiat: mempelancar sirkulasi darah dan membersihkan racun.
Sidaguri
Khasiat: antiinflamasi, diuretik dan analgesik.
Daun ceremai
Khasiat: mengobati diare dan mual.
Kapulaga
Khasiat: rimpang yang ditumbuk dan dikeringkan dipakai untuk mengatasi demam dan sakit usus.
Kencur
Khasiat: antitiemetik.
Pala
Khasiat: efek relaksasi otot polos usus halus.
Daun jambu biji
Khasiat: antidiare.
Komfrey
Khasiat: antidiare.
Pandanwangi
Khasiat: sedatif.
Putrimalu
Khasiat: astringen, penenang, penurun panas, antiradang.
Lenglengan
Khasiat: penenang dan antiseptik.

Sumber : TRUBUS
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar