Social Icons

Pages

Rabu, 04 Mei 2011

Putus Hubungan dengan Asam Urat

Persendian nyeri bagai ditusuk jarum, gejala khas serangan asam urat. Obatnya tersedia di pekarangan.

Banyak orang beranggapan asam urat hanya dipicu konsumsi makanan tinggi purin seperti melinjo, jeroan, dan kacang-kacangan. ‘Penyebab asam urat sangat beragam,’ kata dr Nyoman Kertia SpPD KR, spesialis penyakit dalam di subbagian reumatologi Rumahsakit dr Sardjito, Yogyakarta. Selain faktor pangan, pemicu lain adalah faktor keturunan, gangguan ginjal, dan kelebihan bobot badan. Menurut Kertia bobot tubuh berlebih mempengaruhi kerja persendian. Akibat beban itu kerap terjadi gesekan yang pada akhirnya memicu asam urat.
Selain itu pola konsumsi modern yang mengandung protein hewani tinggi menjejalkan 600 - 1.000 mg purin ke dalam tubuh setiap hari. Padahal, tubuh hanya memerlukan 100 - 150 mg. Pemecahan purin itulah yang menghasilkan uric acid alias asam urat. Menurut dr Oetjoeng Handajanto, konsultan dan terapis kesehatan makanan di Bandung, Jawa Barat, asupan purin dari makanan hanya 15%. ‘Sebanyak 85% kebutuhan purin dicukupi sendiri oleh tubuh,’ kata dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Essen, Jerman itu.
Meniran
Asam urat berlebih yang tertimbun di persendian akan mengkristal mirip jarum-jarum halus. Saat jarum-jarum menusuk saraf, muncul rasa sakit luar biasa. ‘Itu yang dinamakan artritis gout, atau kerap disebut gout saja,’ kata Nyoman. Di Amerika Serikat, pada 2006 nyeri sendi akibat asam urat menyebabkan 75% penderita kesulitan berjalan. Sebanyak 70% lainnya tidak bisa mengenakan sepatu saking sakitnya. Data gangguan yang dialami pengidap asam urat di tanahair belum tersedia.
Asam urat kian serius menjadi gangguan kesehatan. Untuk mengatasinya, periset di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Surakarta, Jawa Tengah, mencari penawar asam urat. Mereka meneliti khasiat meniran Phyllantus niruri untuk mengatasi asam urat berlebih. ‘Meniran mengandung senyawa filantin yang termasuk golongan flavonoid,’ kata Nurcahyanti Wahyuningtyas MBiomed Apt, salah satu peneliti herbal Farmasi UMS.
Nurcahyanti memperoleh tanaman obat anggota famili Euphorbiaceae itu dari sekitar kampus UMS di Pabelan, Surakarta.  Nurcahyanti hanya memilih tanaman yang sudah berbunga. ‘Kadar filantin tanaman berbunga lebih tinggi,’ kata alumnus program pascasarjana Farmasi Universitas Indonesia itu. Filantin termasuk golongan flavonoid yang mungkin larut dalam air, larut sebagian, atau tidak larut sama sekali.
Makanya untuk memisahkan filantin dari meniran, Nurcahyanti menggunakan pelarut etanol dan etil asetat, yang masing-masing berbeda tingkat kepolarannya. Ekstrak meniran itu lantas difraksinasi untuk memisahkan zat aktif berdasarkan sifat kelarutan dalam air. Periset itu memanfaatkan seluruh bagian tanaman dari daun sampai akar. Meniran segar dikeringkan dengan oven pada suhu 50 - 60oC hingga tersisa 10% air.
Herbal pendamping
Penelitian pada 2008 itu dilakukan terhadap 8 kelompok mencit putih - masing-masing terdiri atas 5 ekor. Enam kelompok di antaranya diberi potasium oksonat, untuk memunculkan gejala asam urat. Peneliti itu lalu mengambil sampel darah mencit dan mengukur kadar asam urat. Sejam kemudian ia memberi alupurinol kepada kelompok 3, kelompok 4 fraksi meniran dalam sodium karboksimetil selulosa, sedangkan kelompok 5 - 8 diberi fraksi etil asetat dengan dosis berbeda-beda.  Alupurinol bersifat menurunkan asam urat dan kerap menjadi bahan utama dalam obat-obatan penurun asam urat di pasaran.
Sejam kemudian, Nurcahyanti memberi 250 mg potasium oksonat kepada kelompok 2 - 7. Mencit di kelompok 2 dan 4 menampakkan tanda hiperurisemia atau kadar asam urat dalam darah melebihi normal. Semula kadar asam urat 0,6 mg/dl, sejam berselang menjadi 2,5 mg/dl. Kenaikan terkecil ditunjukkan kelompok 3 dan 7, yang masing-masing diberi asupan alupurinol dan fraksi etil asetat meniran.
Namun, untuk mengimbangi kinerja 10 mg alupurinol, perlu ekstrak meniran dengan dosis sangat besar hingga 3,33 g/kg bobot badan. Artinya perlu meniran dengan dosis 3.300 kali alupurinol. Makanya, ‘Pemakaian meniran untuk mengatasi asam urat perlu dibarengi herbal lain, misalnya daun salam,’ kata Nurcahyanti. Itu untuk memperkuat efek menurunkan asam urat.

Diuretik
K Heyne dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia menyebutkan masyarakat Jawa menggunakan gerusan halus daun jarong Achyranthes aspera dan meniran untuk mengatasi kejang dan panas tinggi pada balita. Sedangkan rebusan meniran dan pegagan Centella asiatica untuk meluruhkan urine dan mengatasi sakit perut. Meski Heyne menyematkan julukan panasea untuk meniran, tidak tercatat pemakaian tunggal terna semusim itu untuk penyakit tertentu.
Menurut Wahyu Suprapto, terapis herbal dan praktikus pengobatan tradisional di Kota Batu, Jawa Timur, meniran bersifat imunomodulator - merangsang sistem imun, diuretik - peluruh urine, serta antiviral. ‘Zat filantin meningkatkan kemampuan fagositosis sel monosit,’ kata Wahyu. Fagositosis - menelan bulat-bulat sel lain - adalah aksi sistem pertahanan tubuh untuk menyingkirkan penyebab penyakit.
Untuk asam urat, Wahyu meresepkan meniran yang dikeringanginkan dengan berbagai herbal lain seperti bangle Zingiber cassumunar, akar alang-alang Imperata cylindrica, dan kencur Kaempferia galanga. ‘Kencur mengembalikan elastisitas urat dan otot yang mengeras oleh endapan garam urat, sedangkan akar alang-alang meluruhkan urine dan membantu fungsi ginjal,’ kata Wahyu. Penderita asam urat yang sudah menjadi gout dianjurkan minum ramuan itu 3 kali sehari masing-masing 2 sendok teh. (Argohartono Arie Raharjo)

Meniran, kandungan filantinnya menurunkan kadar asam urat dalam darah
Akar alang-alang meluruhkan kencing dan memperbaiki fungsi ginjal

Sumber : TRUBUS


1 komentar: