Social Icons

Pages

Selasa, 10 Mei 2011

Legundi Sirnakan Asma




Masyarakat di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, misalnya, menggunakan daun legundi untuk mengatasi asma. Itu mendorong Prof Dr Drs Gemini Alam MSi Apt, guru besar di Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar, menguji legundi secara praklinis. Ia mengekstrak daun legundi Vitex trifolia dan menghasilkan tiga senyawa aktif murni, yakni viteosin-A, viteksikarpin, dan vitetrifolin E. Gemini lantas menguji ketiga senyawa aktif itu pada trakea marmut.
Doktor Farmakologi alumnus Universitas Hasanuddin itu membedah 7 marmut jantan dan mengambil cincin otot polos di organ trakea. Trakea sebagai organ uji karena secara anatomi tersusun oleh otot polos dan tulang rawan yang merupakan penyusun saluran pernapasan. Pada manusia, trakea atau tenggorokan adalah saluran pernapasan bagian atas, berbentuk tabung sepanjang 10 - 12 cm, berdiameter 2 - 3 cm.
Organ itu berguna untuk menyalurkan udara dari luar yang masuk ke paru-paru dan dari dalam paru-paru ke luar. Jika otot polos trakea terkontraksi, menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Namun, ketika otot polos terelaksasi, menyebabkan pelebaran saluran pernapasan. Gemini lantas memasukkan cincin otot polos ke dalam larutan buffercrab. Larutan itu dikondisikan sebagai cairan tubuh manusia, antara lain mengandung natrium khlorida (NaCl) untuk menjaga pH larutan tetap stabil.
Longgarkan saluran
Gemini Alam menguji legundi secara farmakodinamik untuk melihat efek senyawa yang diberikan secara langsung pada organ yang dituju agar respon yang terlihat lebih cepat. Ia memberikan histamin berkonsentrasi 10-7 - 10-3 M untuk memicu respon kontraksi trakea. Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh, terutama dalam beberapa jenis sel darah. Keluarnya histamin dari dalam sel, menimbulkan pelebaran pembuluh darah, reaksi alergi berupa gatal, kemerahan, bengkak, dan sesak napas.
Periset itu menguji ketiga bahan aktif hasil ekstraksi daun legundi dengan konsentrasi masing-masing 4.0 x10-4 M (n=3). Hasilnya viteosin-A mampu menghambat 50,5% kontraksi, viteksikarpin (92,1%), dan vitetrifolin E (91,8%). Gemini menyimpulkan ketiga senyawa aktif dalam daun legundi itu berkhasiat antiasma. Artinya legundi mampu melebarkan jalan pernapasan.
Menurut dr Ariningsih di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, penyebab asma antara lain penyempitan saluran napas dan produksi lendir di saluran pernapasan berlebih. Alergi karena debu, menghirup serangga kecil, atau dingin juga memicu asma. Ketika itulah otot trakea berkontraksi sehingga jalan pernapasan menyempit. “Daun legundi dapat merelaksasi otot trakea. Senyawa aktif pada daun legundi memberikan efek trakeospasmolitik pada organ trakea,” kata Gemini Alam.
Efek trakeospasmolitik berarti mampu merelaksasi otot trakea. Untuk itu ia menyarankan penggunaan daun legundi untuk asma akibat alergi yang menyebabkan penyempitan otot-otot pernapasan. Toh, legundi aman konsumsi sebagaimana hasil uji toksisitas. Menurut Gemini ekstrak daun anggota famili Verbenaceae itu tidak toksik, baik pada penggunaan dosis tunggal maupun pada dosis berulang untuk pemakaian jangka panjang. Beragam organ seperti hati dan ginjal tak mengalami gangguan fungsi setelah konsumsi daun legundi.
Menurut Gemini Alam terdapat 10 jenis tanaman obat yang sering ia temui sebagai komposisi obat antiasma. Enam herbal di antaranya, yakni legundi, cengkih, kayuputih, kemukus, temulawak, dan timi bersifat trakeopasmolitik. Euglobals, senyawa aktif utama ekstrak daun kayuputih, menghambat proses granulasi sel mast - sel yang memproduksi histamin sebagai reaksi alergi. Pada ekstrak daun ,eugenol bertanggungjawab terhadap aktivitas trakeospasmolitik. Sedangkan senyawa aktif lignan kubebin dan dehidrokubebin pada kemukus menghambat kontraksi trakea
Multikhasiat
Zullies Ikawati, dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, juga meneliti ekstrak daun legundi untuk antialergi. Dalam riset itu Ikawati memadukan daun legundi dan ekstrak rimpang temulawak. Menurut Ikawati daun legundi memiliki khasiat antihistamin dan sekaligus stabilisasi sel mast. Sedangkan kurkumin - senyawa aktif dalam - berkhasiat antiradang dan antialergi.
Daun legundi bukan herbal asing bagi herbalis di tanahair. Lina Mardiana, herbalis di Yogyakarta, bertahun-tahun meresepkan daun legundi untuk mengobati asma. Kepada pasien asma, Lina meresepkan 10 - 15 daun segar. Pasien tinggal merebus dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Hasil rebusan itulah yang siap minum. Menurut Lina pasien yang mengonsumsi rebusan daun legundi akan merasakan badan segar kembali.
Selain untuk asma, legundi juga manjur mengobati kaki atau tangan yang terkilir atau mengempeskan bagian tubuh yang bengkak. Caranya dengan menumbuk daunnya dan menempelkannya di bagian tubuh yang bengkak. Legundi yang umumnya tumbuh liar memiliki khasiat mengurangi rasa nyeri, rematik, peluruh air seni, dan penurun panas.
Hartini Koentjoro, herbalis di Kotamadya Depok, Jawa Barat, meresepkan daun legundi untuk mandi. Ia biasanya memasukkan segenggam daun legundi ke bak mandi beberapa menit sebelum membersihkan tubuh. “Badan akan terasa segar,” kata Hartini. Sudah begitu bebas asma pula. Legundi kini menjadi herbal alternatif untuk mengatasi asma. (Pranawita Karina)
Keterangan foto
  1. Daun legundi terbukti ampuh secara ilmiah atasi asma
  2. Reaksi histamin akibat pemicu asma dapat menyebabkan kontraksi otot pernafasan sehingga jalan pernapasan menyempit (bawah) dan bronkus normal (atas)
  3. Konsumsi rebusan daun legundi merelaksasi otot pernapasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar